K O L A K
Haus dahaga itu pasti ketika menjalani ibadah puasa di bulan ramadan. Buka puasa tanpa yang manis-manis terasa ada yang kurang. Salah satu yang gampang didapat yaitu kolak, maklumlah mrah meriah nampun rasanya... heemm nyammi..... Berbahan dasar kolak yaitu gula pasir, gula merah, pisang, daun pandan dan santan ini masih selalu menjadi khas untuk berbuka puasa. Banyak yang menyebut: jika tak ada kolak saat berbuka puasa, seperti ada sesuatu yang kurang pas. Bulan ramadahan kurang afdol tanpa kolak pisang.
Kolak seakan sudah menjelma menjadi tradisi bagi kaum muslim Indonesia saat berbuka puasa. Kolak dinikmati oleh banyak kalangan: dari anak kecil hingga orang dewasa, dari kelas atas hingga kaum papa. Karena itulah, kolak mencerminkan kesederhanaan. Meski sederhana ia tetap memiliki cita rasa yang tidak bisa ditandingi oleh menu takjil lainnya.
Sementara kolak mengandung maksud pada kata kholaqo yang memiliki arti ‘mencipta’. Arti kholaqo tersebut tercipta sebuah kata kholiq atau khaliq. Ini artinya diharapkan agar kita bisa semakin mendekatkan diri kepada-Nya, yaitu untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal dan berada di alam barzah.
Selain nama, bahan-bahan kolak pun memiliki arti tidak kalah filosofi. Seperti pisang, bahan paling umum digunakan sebagai isian kolak adalah pisang kepok. Kata kepok ini merujuk pada kapok, mengartikan bahwa masyarakat harus kapok atau jera dalam berbuat dosa dan segera bertobat kepada Allah SWT.
Pisang sendiri memiliki filosofi yang luar biasa maknanya. Pisang merupakan tumbuhan yang hanya mempunyai 1 umur artinya setelah berbuah pohon tersebut akan mati. Hal ini sesuai dengan manusia yang hanya diberikan 1 x hidup didunia yang fana ini. Mulai tunas dengan daun yang masih lembut hingga beranjak gede yang daunnya belum banyak yang sobek namun kalau sudah tua kena angin daunya banyak yang sobek. hal ini berarti manusia yang dikala kecil belum banyak melakukan dosa namun diusia yang semakin banyak melakukan perbuatan dosa.
Sedangkan bahan lain sering digunakan kolak adalah ubi. Ubi sering dikenal dengan nama telo pendem pada waktu itu merujuk pada makna bahwa masyarakat harus mengubur kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat, sehingga bisa melanjutkan hidup dengan jalan penuh ridho Allah SWT.
Awalnya kolak ini disajikan pada bulan Syaban, atau satu bulan sebelum memasuki Ramadhan. Pada bulan Syaban, umat Muslim diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai wujud ketakwaan menjelang bulan penuh berkah. Tapi ternyata tradisi mengkonsumsi kolak berlanjut ke bulan Ramadhan sebagai kudapan buka puasa.
Hingga saat ini kudapan manis bersantan ini begitu populer di bulan Ramadhan. Bahkan sekarang kudapan ini bukan hanya tradisi orang Jawa, beberapa daerah bahkan negara di Asia Tenggara pun memiliki makanan berjenis hampir sama dengan kolak.
Meski dengan isian dan variasi yang berbeda, kudapan dengan bahan praktis telah mendapatkan inovasi-inovasi sesuai selera masing-masing tempat dan individu ini tetap saja membuat umat Muslim teringat dengan asal mulanya yang merujuk pada keberadaan Allah SWT.
Pisang sendiri memiliki filosofi yang luar biasa maknanya. Pisang merupakan tumbuhan yang hanya mempunyai 1 umur artinya setelah berbuah pohon tersebut akan mati. Hal ini sesuai dengan manusia yang hanya diberikan 1 x hidup didunia yang fana ini. Mulai tunas dengan daun yang masih lembut hingga beranjak gede yang daunnya belum banyak yang sobek namun kalau sudah tua kena angin daunya banyak yang sobek. hal ini berarti manusia yang dikala kecil belum banyak melakukan dosa namun diusia yang semakin banyak melakukan perbuatan dosa.
Sedangkan bahan lain sering digunakan kolak adalah ubi. Ubi sering dikenal dengan nama telo pendem pada waktu itu merujuk pada makna bahwa masyarakat harus mengubur kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat, sehingga bisa melanjutkan hidup dengan jalan penuh ridho Allah SWT.
Awalnya kolak ini disajikan pada bulan Syaban, atau satu bulan sebelum memasuki Ramadhan. Pada bulan Syaban, umat Muslim diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai wujud ketakwaan menjelang bulan penuh berkah. Tapi ternyata tradisi mengkonsumsi kolak berlanjut ke bulan Ramadhan sebagai kudapan buka puasa.
Hingga saat ini kudapan manis bersantan ini begitu populer di bulan Ramadhan. Bahkan sekarang kudapan ini bukan hanya tradisi orang Jawa, beberapa daerah bahkan negara di Asia Tenggara pun memiliki makanan berjenis hampir sama dengan kolak.
Meski dengan isian dan variasi yang berbeda, kudapan dengan bahan praktis telah mendapatkan inovasi-inovasi sesuai selera masing-masing tempat dan individu ini tetap saja membuat umat Muslim teringat dengan asal mulanya yang merujuk pada keberadaan Allah SWT.
No comments :
Post a Comment